My Friend

Sabtu, 10 Mei 2014

Perkembangan Peserta Didik ( Individu Sebagai Satu Kesatuan )




A.     Perbedaan Individu
a.      Ciri dan sifat individu
            Ciri dan sifat individu yang satu berbeda dengan individu lainnya.perbedaan ini di sebut perbedaan individu atau perbedaan individual, yang menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada asfek fisik maupun psikologis.
            Secara umum, perbedaan individual yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengajaran dikelas adalah faktor-faktor yang menyangkut kesiapan anak untuk menerima pengajaran karena perbedaan tersebut akan menentukan sistem pendidikan secara keseluruhan. Perbedaan-perbedaan tersebut harus diselesaikan dengan pendekatan individualnya juga, tetapi tetap disadari bahwa pendidikan tidak semata-mata bertujuan untuk mengembangkan individu sebagai individu, tetapi juga dalam kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat yang bervariasi.

b.      Bidang-bidang perbedaan.

Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut :

1.      Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2.      Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.      Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4.      Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5.      Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, kemampuan berpikir, watak, perilakunya, dan hasil belajarnya berbeda-beda antara manusia satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku mereka di rumah maupun di sekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olah raga dan keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
i.           Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ii.         Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa     
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda, kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga penting antara lain adalah faktor fisik, terutama organ berbicara.
iii.       Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Alat indera menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing-masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda-beda pula.
iv.       Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat mana pun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran. Latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosioekonomi maupun sosiokultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda.
v.         Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat.
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi umum merupakan faktor dari hampir semua atau bahkan semua bidang penampilan atau performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni, dan olah raga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik.
vi.       Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan mempunyai pengaruh terhadap belajar. Perbedaan latar belakang yang meliputi perbedaan sosioekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah. Dengan demikian, perbedaan-perbedaan individu itu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

B.     Pertumbuhnan dan Perkembangan Individu
a.      Makna pertumbuhan
Makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan (interchange) untuk makna yang sama. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek sosial.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang memiliki aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.

C.    Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu

i.        Pertumbuhan Fisik   
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
a.      Pertumbuhan Sebelum Lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.

b.   Pertumbuhan Setelah Lahir     
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir sampai dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau pranatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa.
Meskipun ada kenyataan bahwa daur pertumbuhan fisik dapat diramalkan, namun terjadi pula keanekaragaman. Seperti dikemukakan oleh Jonhston. “Jadwal waktu pertumbuhan fisik anak sifatnya sangat individual” (Hurlock, 1991:114).
Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam diri individu, antara lain:
a.       Pertumbuhan payudara pada wanita.
b.      Lekum pada remaja pria.
c.       Kulit yang makin halus pada wanita.
d.      Otot yang makin kasar dan kekar pada pria.


ii.      Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah mendapatkan proses mempertimbangkan atau yang lazim dikenal dengan proses analisis, evaluasi, sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Perkembangan kemampuan berpikir semacam ini dikenal pula sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget (Sarlito, 1991: 81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut.
1.      Tahap pertama : Masa sensori motor (0 – 2,5 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. 
2.      Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun)    
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat; misalnya seorang anak yang pernah melihat dokter berpraktek, akan (dapat) bermain “dokter-dokteran”.
3.      Tahap ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 – 11,0 tahun)      
Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkret. Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu :
a.       identifikasi : mengenali sesuatu
b.      negasi : mengingkari sesuatu, dan
c.       reprokasi : mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal
4.      Tahap keempat : Masa operasional (11,0 – dewasa)
Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa yang mungkin terjadi.
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek, antara lain:
a.       Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah. Perubahan secara kuantitatif berarti semakin banyak hal yang dapat diatasi. Perubahan kualitatif berarti semakin dapat mengatasi hal-hal yang lebih sulit.
b.      Semakin berkurangnya berpikir konkret dan berkembangnya berpikir abstrak. Berpikir konkret adalah berpikir yang terikat pada bendanya dan sangat memerlukan bantuan alat peraga jika benda aslinya tidak ada, sedangkan berpikir abstrak adalah berpikir yang tidak terikat pada bendanya.
c.       Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah yang bersifat hipotetis. Artinya, semakin mampu membuat perencanaan, penaksiran, atau bahkan perkiraan kecenderungan sesuatu dimasa yang akan datang.

iii.       Emosi           
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan tersebut ada yang primer dan sekunder. Jika kebutuhan itu tidak segera dipenuhi maka seseorang akan merasa kecewa, dan sebaliknya jika kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan baik, maka ia akan senang dan puas. “Kecewa”, “senang” dan “puas” merupakan gejala perasaan yang mengandung unsur senang dan tidak senang.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu juga sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya.
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi ini, antara lain:
a.       Ketidakstabilan emosi pada anak remaja.
b.      Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja seperti mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahak-bahak.
c.       Semakin mampu mengendalikan diri.

iv.     Sosial
Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak akan mampu hidup terus tanpa bantuan orang lain. Manusia lain, terutama ibunya, akan membantu bayi yang baru lahir itu untuk dapat hidup terus. Jadi bayi, begitu juga setiap orang, memerlukan orang lain. Dengan perkataan lain, dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya.
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial, antara lain:
a.       Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, memahami, dan menerima pendapat orang lain.
b.      Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang lain.
c.       Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain.
d.      Suka menolong kepada siapa yang membutuhkan pertolongan.
e.       Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain.
f.       Bersikap hormat, sopan, ramah, dan menghargai orang lain.

v.       Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang di sekitarnya. Sejak bayi manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa, antara lain:
a.       Bertambahnya perbendaharaan kata.
b.      Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara tepat, penggunaan tekanan kalimat dengan tepat, dan sebagainya.
c.       Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan suatu ide atau konsep.
d.      Dapat memformulasikan bahas yang baik dan benar untuk meringkas ide kedalam deskripsi singkat.
vi.     Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi, yaitu (i) dimensi perseptual, (ii) dimensi psikomotor, dan (iii) dimensi intelektual. Ketiga dimensi itu menggambarkan bahwa bakat tersebut mencakup kemampuan dalam pengindraan, ketepatan dan kecepatan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berpikir inteligen.
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimal pun dapat mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus telah diketahui secara dini, usaha-usaha pendidikan dapat dilakukun dengan mudah sehingga hasil belajar pun sangat memuaskan.

vii.   Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan psikomotorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnys, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga; dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Gejala yang tampak pada  perkembangan nilai, moral, dan sikap, antara lain:
a.          Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.
b.         Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
c.          Berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d.         Berkembangnya sikap menentang kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak sesuai lagi dengan norma yang berlaku.

E.        KESIMPULAN
Manusia adalah individu yang mempunyai berbagai karakteristik, yang antaranya adalah karakteristik bawaan dan karakteristik yang di peroleh dari lingkungan.
Manusia terus mengalami pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis,yang di alami semenjak lahir.pertumbuhan dan perkembangan manusia di pengaruhi oleh banyak factor, antara lain, sosial, ekonomi, dan latar belakang keluarga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar