My Friend

Sabtu, 10 Mei 2014

Cerita Pendek ku bersama Ayah tercinta



Kerja Keras dan Harapan Ayah
(Ayu Minarti)

Ketika pagi mulai menyapa,ayah pun sudah sibuk membangunkan saya dan adik .
Ayah “Ayo bangun sudah pagi, lakukan kewajiban kalian apa!!” saya segera  beranjak dari tempat tidur  biasanya saya merasa malu kalau ayah lama-lama membangunkan saya karena suara itu keras sekali terdengar  oleh tetangga-tetangga. Padahal ya salah saya juga siapa suruh bangun sering kesiangan.
Ayah sering menasehati saya “kamu ini anak perempuan kok bangun mu kesiangan terus”, saya  jawab piece yah sambil  melawak sedikit biar ayah saya ketawa. heeee
kemudian ayah bilang “ kamu ini paling bisa buat ayah nih tidak bisa marah sama kamu dengan sifat dan kata-kata konyol mu itu. Saya hanya menjawabnya dengan senyum. Saya bersama ayah sering main-main dan bicara sambil ngelucu sama-sama, ketawa sama-sama, asyikk sekali.
Ketika suatu waktu ayah sedang duduk santai sendiri di teras sambil terdiam matanya menatap jalan, kemudian saya menghampiri dengan tiba-tiba taraaaaaa, apakah yang sedang anda pikirkan saya Tanya pada ayah, ayah tersenyum. Lalu saya tanya lagi apa sih yang ayah pikirkan?. Beliau menjawab tidak apa-apa, hanya memikirkan orang yang lewat saja. Kemudian saya tertawa, lho kenapa dipikirkan biarkan saja orang lewat yah kan jalan bukan kita yang punya, Lagi-lagi ayah menjawab dengan senyum.
Saya terdiam sejenak terpikirlah oleh saya, apa gerangan yang dipikirkan oleh ayah, saya mencoba mencari ide bagaimana caranya saya bisa membuat ayah menceritakan apa yang sedang dipikirkan. Hemmm saat itu saya sepertinya ada  ide
Emm yah saya bilang, “apa” sahut ayah gimana kalau kita main ayam, permainan ayam itu permaianan ibu jari tangan semacam pertarungan ibu jari tangan gitu lah, dari pada melamun mending kita main ya kan yah. Okey siapa takut kata ayah,tapi kalau kalah ada hukumannya, suka tidak suka mau tidak mau tetap harus jalankan hukuman itu,gimana? Iya boleh lah, tapi apa hukumannya  sahut ayah lagi.
Gampang yah kalau kalah kita cerita apa yang lagi menjadi masalah dalam pikiran kita okey Saya bilang. Iya okey saja lah, kamu ini mau main aja kebanyakan ngoceh kata ayah sambil menunjukan muka sedikit jengkel.
Kami memulai permainan tetapi sayang nya strategi saya tidak berhasil untuk membuat ayah bercerita karena masalahnya saya yang kalah dalam permainan itu. Aduuuuuhh gawatt kalau begini saya pikir bisa gagal rencana saya. Tapi saya ingat satu pepatah “ Kalau gagal jangan terpaku pada kegagalan itu tapi jadikan lah kegagalan sebagai motivasi untuk bangun lagi”.
Heee padahal sih menurut  saya agak sedikit  tidak nyambung juga kalau masalah ini saya hubungkan dengan pepatah ini tapi ya sudah lah asalkan ada kata gagal nya. Heee Kemudian berdasarkan pepatah itu saya harus bangkit dari kegagalan dan tetap harus terus mencoba  sampai berhasil  naaaahh kemudian berangkat dari pepatah itu, saya melanjutkan permainan hingga akhirnya ayah yang kalah.
Hemmmz akhir nya saya bisa mengalahkan ayah, kalau ayah tidak kalah-kalah bisa rusak lah rencana,saya pikir.
Ayo sekarang ayah harus cerita apa masalah ayah ucapku sambil pasang muka mengejek ayah.
Iya ayah akan cerita dan ini kan yang kamu inginkan kata ayah....heee
iya yah sahut saya..
Ayah ini sudah tua, tenaga sudah berkurang, umur sudah semakin dekat tidak adalah yang bisa ayah harapkan selain kamu, kamu anak ayah yang sangat ayah sayangi rasanya semua harapan ayah hanya ada di kamu. Kamu sudah sekolah diperguruan tinggi dan adik mu masih SD jadi ayah harap suatu saat nanti kamu lah yang membiayai adik mu ini sampai dia meraih cita-citanya.
Ayah hanya berpesan gunakan kesempatan belajarmu itu untuk benar-benar belajar jangan kamu sia-siakan kesempatan dan kepercayaan dari ayah. Ayah ini hanya bisa berusaha mencari dan memberikan uang, tidak bisa memberikan ilmu yang cukup untuk membekali masa depan kalian karena ayah hanyalah seorang buruh bangunan sekaligus petani.
Ayah tidak akan merasa lelah untuk bekerja meskipun sebenarnya lelah, tidak akan menyerah untuk mencarikan uang itu apalagi untuk kebutuhan pendidikan kalian, meskipun ayah harus bekerja siang dan malam, walaupun keringat mengalir deras, ayah akan tetap lakukan itu sampai kalian benar-benar menjadi orang yang berhasil. Sempatkan lah waktu disela kesibukan mu untuk bersujud pada Rabb-Mu..
Ayah mengatakan masalah dalam pikirannya dengan mata berkaca-kaca, kata-kata yang di ucapkan penuh dengan harapan.
Saya terdiam sambil mencerna kata-kata itu,dan air mata saya jatuh tanpa terasa ternyata harapan orang tua itu tidak lain adalah anak-anaknya. Ternyata harapan ayah itu adalah saya dan adik saya.
Memang benar-benar baru saya sadari Mutiara hati orang tua adalah buah hatinya. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya lebih buruk dari mereka. Sebisa mungkin mereka berusaha menjadikan anak lebih dari pada mereka.Tetapi terkadang kita tidak menyadarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar