Kerja
Keras dan Harapan Ayah
(Ayu
Minarti)
Ketika
pagi mulai menyapa,ayah pun sudah sibuk membangunkan saya dan adik .
Ayah
“Ayo bangun sudah pagi, lakukan kewajiban kalian apa!!” saya segera beranjak dari tempat tidur biasanya saya merasa malu kalau ayah
lama-lama membangunkan saya karena suara itu keras sekali terdengar oleh tetangga-tetangga. Padahal ya salah saya
juga siapa suruh bangun sering kesiangan.
Ayah
sering menasehati saya “kamu ini anak perempuan kok bangun mu kesiangan terus”,
saya jawab piece yah sambil melawak
sedikit biar ayah saya ketawa. heeee
kemudian
ayah bilang “ kamu ini paling bisa buat ayah nih tidak bisa marah sama kamu
dengan sifat dan kata-kata konyol mu itu. Saya hanya menjawabnya dengan senyum.
Saya bersama ayah sering main-main dan bicara sambil ngelucu sama-sama, ketawa
sama-sama, asyikk sekali.
Ketika
suatu waktu ayah sedang duduk santai sendiri di teras sambil terdiam matanya
menatap jalan, kemudian saya menghampiri dengan tiba-tiba taraaaaaa, apakah
yang sedang anda pikirkan saya Tanya pada ayah, ayah tersenyum. Lalu saya tanya
lagi apa sih yang ayah pikirkan?. Beliau menjawab tidak apa-apa, hanya memikirkan
orang yang lewat saja. Kemudian saya tertawa, lho kenapa dipikirkan biarkan
saja orang lewat yah kan jalan bukan kita yang punya, Lagi-lagi ayah menjawab
dengan senyum.
Saya
terdiam sejenak terpikirlah oleh saya, apa gerangan yang dipikirkan oleh ayah,
saya mencoba mencari ide bagaimana caranya saya bisa membuat ayah menceritakan
apa yang sedang dipikirkan. Hemmm saat itu saya sepertinya ada ide
Emm
yah saya bilang, “apa” sahut ayah gimana kalau kita main ayam, permainan ayam itu permaianan ibu jari tangan semacam pertarungan
ibu jari tangan gitu lah, dari pada melamun mending kita main ya kan yah. Okey
siapa takut kata ayah,tapi kalau kalah ada hukumannya, suka tidak suka mau
tidak mau tetap harus jalankan hukuman itu,gimana? Iya boleh lah, tapi apa
hukumannya sahut ayah lagi.
Gampang
yah kalau kalah kita cerita apa yang lagi menjadi masalah dalam pikiran kita
okey Saya bilang. Iya okey saja lah, kamu ini mau main aja kebanyakan ngoceh
kata ayah sambil menunjukan muka sedikit jengkel.
Kami
memulai permainan tetapi sayang nya strategi saya tidak berhasil untuk membuat
ayah bercerita karena masalahnya saya yang kalah dalam permainan itu. Aduuuuuhh
gawatt kalau begini saya pikir bisa gagal rencana saya. Tapi saya ingat satu
pepatah “ Kalau gagal jangan terpaku pada kegagalan itu tapi jadikan lah
kegagalan sebagai motivasi untuk bangun lagi”.
Heee
padahal sih menurut saya agak
sedikit tidak nyambung juga kalau
masalah ini saya hubungkan dengan pepatah ini tapi ya sudah lah asalkan ada
kata gagal nya. Heee Kemudian berdasarkan pepatah itu saya harus bangkit dari
kegagalan dan tetap harus terus mencoba
sampai berhasil naaaahh kemudian
berangkat dari pepatah itu, saya melanjutkan permainan hingga akhirnya ayah
yang kalah.
Hemmmz
akhir nya saya bisa mengalahkan ayah, kalau ayah tidak kalah-kalah bisa rusak
lah rencana,saya pikir.
Ayo
sekarang ayah harus cerita apa masalah ayah ucapku sambil pasang muka mengejek
ayah.
Iya
ayah akan cerita dan ini kan yang kamu inginkan kata ayah....heee
iya
yah sahut saya..
Ayah
ini sudah tua, tenaga sudah berkurang, umur sudah semakin dekat tidak adalah
yang bisa ayah harapkan selain kamu, kamu anak ayah yang sangat ayah sayangi
rasanya semua harapan ayah hanya ada di kamu. Kamu sudah sekolah diperguruan
tinggi dan adik mu masih SD jadi ayah harap suatu saat nanti kamu lah yang
membiayai adik mu ini sampai dia meraih cita-citanya.
Ayah
hanya berpesan gunakan kesempatan belajarmu itu untuk benar-benar belajar
jangan kamu sia-siakan kesempatan dan kepercayaan dari ayah. Ayah ini hanya
bisa berusaha mencari dan memberikan uang, tidak bisa memberikan ilmu yang
cukup untuk membekali masa depan kalian karena ayah hanyalah seorang buruh
bangunan sekaligus petani.
Ayah
tidak akan merasa lelah untuk bekerja meskipun sebenarnya lelah, tidak akan
menyerah untuk mencarikan uang itu apalagi untuk kebutuhan pendidikan kalian, meskipun
ayah harus bekerja siang dan malam, walaupun keringat mengalir deras, ayah akan
tetap lakukan itu sampai kalian benar-benar menjadi orang yang berhasil. Sempatkan
lah waktu disela kesibukan mu untuk bersujud pada Rabb-Mu..
Ayah
mengatakan masalah dalam pikirannya dengan mata berkaca-kaca, kata-kata yang di
ucapkan penuh dengan harapan.
Saya
terdiam sambil mencerna kata-kata itu,dan air mata saya jatuh tanpa terasa
ternyata harapan orang tua itu tidak lain adalah anak-anaknya. Ternyata harapan
ayah itu adalah saya dan adik saya.
Memang
benar-benar baru saya sadari Mutiara hati orang tua adalah buah hatinya. Tidak
ada orang tua yang menginginkan anaknya lebih buruk dari mereka. Sebisa mungkin
mereka berusaha menjadikan anak lebih dari pada mereka.Tetapi terkadang kita
tidak menyadarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar