A. Latar belakang
Tekstur tanah adalah susunan relatif dari tiga ukuran
zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2-5 mikrometer, debu berukuran 50-2
mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer. Untuk keperluan
pemeliharaan ada 12 kelas tekstur tanah yaitu: pasir (sandy), pasir
berlempung (loam sandy), lempung berpasir (sandy loam),
lempung (loam), lempung liat berpasir (sandy-clay-loam), lempung
liat berdebu (sandy-silt loam), lempung berliat (clay loam), lempung
berdebu (silty loam), debu (silt), liat berpasir (sandy-clay),
liat berdebu (silty-clay) dan liat (clay). Pembagian itu kemudian
disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar,
lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat sangat halus.
Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu
tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir debu dan
liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya
< 2 mm). Pada beberapa tanah, kerikil, batu, dan batuan induk dari lapisan
tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan
tanah. Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah yang mengacu
pada kehalusan dan kekasaran tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan
relatif pasir, debu dan liat, laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbungan tanaman, diatur oleh tekstur, karena
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah air.
Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka semakin banyak ruang pori pori
diantara partikel partikel tanah tersebut, sehingga kadar air dalam tanah
menjadi rendah. Dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki
kemampuan yang tinggi mengikat air, sehingga persentase liat dan debu tinggi,
dan kadar airnya pun tinggi. Hukum ”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan
terbatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental
yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicobakan
dengan kekuatan lapang yang diketahui. Bila dihubungkan dengan antara hukum
stokes dengan tekstur tanah yakni debu, liat, dan pasir, terdapat perbedaan
dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang
esensial atau kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi
cendrung mempunyai kapasitas yang tinggi, menahan air maupun unsur hara yang
tersedia.
Tekstur tanah memiliki efek bagi pengolahan tanah,
kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan kesuburan tanah,
penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena dapat memberikan
gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya. Penjelasan
diatas memberikan gambaran sedikit tentang makalah kami yang berjudul “ Tekstur
Tanah” ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu tanah?
2.
Bagaimana tekstur tanah?
3.
Apa saja macam-macam tekstur tanah?
4.
Apa perbedaan utama dari tekstur tanah?
5.
Apa saja faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah?
6.
Apa hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah?
7.
Apa pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi tanah.
2.
Untuk mengetahui tekstur tanah.
3.
Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah.
4.
Untuk mengetahui perbedaan utama dari tekstur tanah.
5.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah.
6.
Untuk mengetahui hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah.
7.
Untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian.
A. Definisi Tanah
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati bagian atas
kulit bumi yang terdiri dari benda padat ( bahan anorganik dan organik ) serta
air dan udara tanah. Tanah telah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama
setelah manusia menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya.
1. Berzelius (1803)
Berzelius seorang ahli kimia Swedia mendefiniksikan tanah
sebagai laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis
kimia berlangsung secara terang. Disini tampak jelas bahwa tanah belum lagi
dianggap sebagai alat produksi pertanian melainkan tempat berlangsungnya segala
reaksi kimia yang terjadi di alam.
2. Justus Von Liebig (1840)
Justus Von Liebig dari Jerman menyebut tanah sebagai
tabung reaksi dimana seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman.
Tanah merupakan gudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis.
3. Falluo (1871)
Falluo ahli mineralogy Jerman memandang tanah tidak hanya
sebagai batu-batuan tetapi juga bagian dari petografi (petros = batuan)
pertanian.Tanah adalah produk hancuran iklim (weathering) yang bercampur dengan
bahan organik.
4. Davy (1913)
Davy dari Inggris mendefinisikan tanah sebagai
“laboratorium yang menyediakan unsur-unsur hara tanaman (nutriens)
5. Werner (1918)
Werner berpendapat bahwa tanah adalah lapisan hitam tipis
yang menutupi bahan padat kering terdiri atas bahan bumi berupa
partikel-patikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.
6. Joffe (1949)
Joffe seorang pakar tanah Amerika Serikat mendefinisikan
tanah yaitu “Tanah adalah bangunan alam tersusun atas horizon-horison yang
terdiri atas bahan mineral dan organik, biasanya tak-padu, mempunyai tebal yang
berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan bahan induk yang ada di bawahnya
dalam hal morfologi, sifat dan susunan fisik, sifat dan susunan kimia, dan
sifat-sifat biologi”.
7. Bremmer (1958)
Bremmer memberikan definisi tanah: “Tanah adalah bagian
permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta
kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan”.
8. Menurut Ensiklopedi
Indonesia
Tanah adalah campuran bagian-bagian batuan dengan
material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada
permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
9. Menurut Marbut (ahli
tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya
dalam keadaan lepas-lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal,
perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat
fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.
10. Menurut Soil Survey Staff (1999)
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari
padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati
permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua
berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan
asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan
transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di
dalam suatu lingkungan alam.
B.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan
liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis
fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu
2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0,002 mm dan liat dengan ukuran < 0,002
mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah,
permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Kartosapoetra (1988)
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel
tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat,
debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa
akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan
kelas-kelas tekstur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh
jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut, misalkan hasil analisis lab
menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%,
berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan
tanah bertekstur pasir.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah
menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara
butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas
tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan
pasir, debu dan liat.
Kelas Tekstur Tanah
|
Proporsi (%) fraksi tanah
|
||||||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
|||||
1. Pasir (Sandy)
|
85
|
15
|
10
|
||||
2. Pasir
Berlempung (Loam Sandy)
|
70-90
|
30
|
15
|
||||
3. Lempung
Berpasir (Sandy Loam)
|
40-87,5
|
50
|
20
|
||||
4. Lempung (Loam)
|
22,5-52,5
|
30-50
|
10-30
|
||||
5. Lempung
Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam)
|
45-80
|
30
|
20-37,5
|
||||
6. Lempung
Liat berdebu (Sandy-silt loam)
|
20
|
40-70
|
27,5-40
|
||||
7. Lempung
Berliat (Clay Loam)
|
20-45
|
15-52,5
|
27,5-40
|
||||
8. Lempung
Berdebu (Silty Loam)
|
47,5
|
50-87,5
|
27,5
|
||||
9. Debu (Silt)
|
20
|
80
|
12,5
|
||||
10. Liat
Berpasir (Sandy-Clay)
|
45-62,5
|
20
|
37,5-57,5
|
||||
11. Liat
Berdebu (Silty-Clay)
|
20
|
40-60
|
40-60
|
||||
12. Liat (Clay)
|
45
|
40
|
40
|
||||
|
|||||||
Tabel 2.1 : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur
Tanah
Sumber: United State Department of Agricultural (Departemen
pertanian Amerika Serikat)
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara
manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari
telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan
butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1. Apabila rasa kasar
terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
2. Apabila rasa kasar
terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah
sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung
(Loam Sandy).
3. Apabila rasa kasar agak
jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
4. Apabila tidak terasa
kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan
dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).
5. Apabila terasa licin,
agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan
permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berdebu (Silty Loam).
6. Apabila terasa licin
sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu
(Silt).
7. Apabila terasa agak
licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Berliat (Clay Loam).
8. Apabila terasa halus
dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9. Apabila terasa halus,
terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
10. Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit
kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11. Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat
lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12. Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat,
dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Liat (Clay).
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan
tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang
bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure
hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap
unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan
laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus
memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena
memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih
banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi
menahan unsur-unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara
dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih
besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur
kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara
akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
C. Macam-Macam Tekstur Tanah
1. Pasir
Pasir adalah bahan butiran alami terdiri dari batuan
halus yang terpisah dan partikel mineral. Komposisi pasir ini sangat
bervariasi, tergantung pada sumber-sumber batuan lokal dan kondispartikel pasir
berdiameter berkisar dari 0.0625mm (atau 1/16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2
milimeter.
2. Debu
Debu adalah nama umum untuk partikel padat dengan
diameter antara 0,02 – 0,002mm.
3. Liat
Bahan alami liat terdiri dari mineral halus. Penyusunnya
sebagian besar terdiri dari mineral tanah liat, suatu subtipe mineral
phyllosilicate, yang membuat elastis dan mengeras bila dipanaskan atau kering
(Anonymous, 2010)
D.
Perbedaan Utama Tekstur Tanah
1. Sifat Fisika
Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara
fisik antara lain stuktur tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi,
permibilitas dan penetrometer. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
tiga fraksi-fraksi tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara
farksi liat, debu dan pasir. Pengamatan tekstur tanah dengan mengunakan indera
perasa yaitu dengan membasahi sedikit kemudian tanah dibentuk bola dengan
dikepal-kepal jika tidak dapat berarti termasuk golongan pasir. Tekstur pasir
kasar dan massanya berat disbanding yang lain. Tekstur debu licin dan massanya
paling ringan. Tekstur liat lebih lengket dan massanya sedang.
a. Pasir,
Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air
rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b. Debu, Membentuk bola
yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin
sekali, agak melekat
c. Liat, Dapat
membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali.
2. Sifat Kimia
Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah
adalah pH tanah, kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn.
pH tanah digunakan untuk mengetahui aktvitas organisme, ketersediaan hara,
keracunan dan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi tanah tersebut. Penentuan
pH tanah dapat dilakukan secara elektronik dan kalorimetrik, baik laboratorium
maupun lapangan. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH
meter, sedangkan kalorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH. Sedangkan pada
praktikum ini pH tanah ditentukan dengan pH stick. PH aktual dianalisis dengan
cara mencampurkan tanah dengan air (H2O), sedangkan pH potensial
diukur dengan cara mencampurkan tanah dengan KCl (Tan,1991).
a. Pasir = Mineral
yang paling umum kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b. Debu = Mineral kuarsa
(S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat pelapukan.
c. Liat = Mineral
sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil
pelapukan mineral primer
3. Sifat Biologi
Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat
dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang
bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure
hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap
unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).
Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang
lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas absorbsi unsure-unsur hara yang besar.
Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas absorbsi unsure-unsur hara yang besar.
a. Pasir =
Ditentutakan oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan
b. Debu = Ditentukan oleh
komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)
c. Liat = Karena
ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil
pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.
E. Faktor yang Mempengaruhi
dan Dipengaruhi Tekstur
1. Faktor yang mempengaruhi
:
a. Bahan induk
Mencakup
pelapuk batuan dasar primer; bahan sekunder diangkut dari lokasi lain, misalnya
colluvium dan aluvium, deposito yang sudah ada tapi campuran atau diubah dengan
cara lain
b. Iklim
Pembentukan
tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona iklim yang berbeda
menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban mempengaruhi pelapukan
dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel lainnya, terutama di daerah
kering di mana ada sedikit tanaman penutup. Jenis dan jumlah curah hujan
mempengaruhi pembentukan tanah dengan mempengaruhi gerakan ion dan partikel
melalui tanah, membantu dalam pengembangan profil tanah yang berbeda. suhu
fluktuasi musiman dan harian mempengaruhi efektivitas air dalam bahan pelapukan
batuan induk dan mempengaruhi dinamika tanah. Siklus pembekuan dan pencairan
merupakan mekanisme efektif untuk memecah batu dan bahan konsolidasi lainnya.
Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi aktivitas biologis, tingkat reaksi
kimia dan jenis vegetasi penutup.
c. Topografi / Relief
Topografi alam
dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan
pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring
mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah.
Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun,
pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
d. Organisme
Tanaman, hewan,
jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan tanah. Hewan dan
mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk lubang dan pori-pori yang
memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke lapisan lebih dalam. Dengan cara
yang sama, membuka saluran akar tanaman dalam tanah
e. Waktu
Waktu adalah
faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika mengembangkan tanah. Seiring
waktu, tanah berevolusi fitur tergantung pada faktor-faktor pembentukan lain,
dan pembentukan tanah adalah proses waktu-responsif tergantung pada bagaimana
interaksi faktor-faktor lain dengan satu sama lain. Tanah selalu berubah
(Anonymous B. 2010).
Dari kelima faktor tersebut yang
bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering
dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis besar
proses pembentukan tanah dibagi dalam dua
tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya,
1990).
Proses
pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun
didalam tanah dari bahan penyusun batuan.
Sedangkan proses perkembangan tanah adalah
terbentuknya lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat,
dan kemampuan yang khas dari masing-masing jenis tanah.
Contoh proses pelapukan adalah hancurnya batuan secara
fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa
perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi
(Darmawijaya, 1990 )
2. Faktor yang Dipengaruhi
a. Struktur d.
Daya serap air
b. Konsistensi c.
Perakaran
F.
Hubungan Tekstur dengan Sifat Fisik Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu
tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat
atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah
sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan
kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya
dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili,
kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size
distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan
memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar atau kasar dari pasir
(Darmawijaya, 1990)
G. Kajian Mengenai Pengaruh
Tekstur Dalam Usaha Pertanian
Dalam memilih
lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah karena mempengaruhi
kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk tumbuhan serta
kemampuannya menyimpan air dan aerasi. Pengolahannya tergantung dari beberapa
hal antara lain, kondisi tanah atau relief dan hidrologi tanah asalnya. Bila
relief tanah asal berombak atau berlereng, maka harus dibuat teras bangku. Cara
pembuatan teras adalah dengan jalan menggali lereng atas dan menimbun lereng
bawah.. Bila dengan hidrologi dilakukan dengan membuat saluran drainase agar
lahan menjadi kering atau tidak terus-menerus tergenang. Karena itu sifat tanah
akan berubah karena terjadi proses pengeringan tanah mulai dari lapisan atas
kebawah.
Pada profil tanah berpasir yang ditanami padi 3 kali
setahun dijumpai lapisan tapak bajak. Jika ditanami padi 1 atau 2 kali setahun,
lapisan tapak bajak menjadi lapisan padas besi ( Rayes, 2000).
Kesimpulan
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati bagian atas
kulit bumi yang terdiri dari benda padat ( bahan anorganik dan organik ) serta
air dan udara tanah. Tanah telah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama
setelah manusia menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan
liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis
fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu
2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0,002 mm dan liat dengan ukuran < 0,002
mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah,
permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan
kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir
pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua
belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan
liat.
Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur yaitu:
Pasir (Sandy), Pasir Berlempung (Loam Sandy), Lempung
Berpasir (Sandy Loam), Lempung (Loam), Lempung Liat Berpasir
(Sandy-Clay-Loam), Lempung Liat berdebu (Sandy-silt loam), Lempung
Berliat (Clay Loam), Lempung Berdebu (Silty Loam), Debu (Silt),
Liat Berpasir (Sandy-Clay), Liat Berdebu (Silty-Clay), Liat (Clay)
Macam-Macam Tekstur Tanah
1. Pasir
2. Debu
3. Liat
Perbedaan Utama Tekstur Tanah
1. Sifat Fisika
Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara
fisik antara lain stuktur tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas
dan penetrometer.
2. Sifat Kimia
Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah
adalah pH tanah, kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn.
3. Sifat Biologi
Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat
dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Faktor yang
Mempengaruhi dan Dipengaruhi Tekstur
Faktor yang mempengaruhi :
a. Bahan induk
b. Iklim
c.
Topografi / Relief
d. Organisme
e. Waktu
Faktor yang Dipengaruhi
a. Struktur
b. Konsistensi
c. Perakaran
d. Daya serap air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar