My Friend

Sabtu, 01 November 2014

GEOGRAFI TANAH, TEKSTUR TANAH

A.      Latar belakang
Tekstur tanah adalah susunan relatif dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2-5 mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer.  Untuk keperluan pemeliharaan ada 12 kelas tekstur tanah yaitu: pasir (sandy), pasir berlempung (loam sandy), lempung berpasir (sandy loam), lempung (loam), lempung liat berpasir  (sandy-clay-loam), lempung liat berdebu (sandy-silt loam), lempung berliat (clay loam), lempung berdebu (silty loam), debu (silt), liat berpasir (sandy-clay), liat berdebu (silty-clay) dan liat (clay). Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat sangat halus.
Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah.  Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya < 2 mm). Pada beberapa tanah, kerikil, batu, dan batuan induk dari lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah.  Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat, laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbungan tanaman, diatur oleh tekstur, karena menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi. 
Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah  air.  Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka semakin banyak ruang pori pori diantara partikel partikel tanah tersebut, sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah.  Dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi mengikat air, sehingga persentase liat dan debu tinggi, dan kadar airnya pun tinggi. Hukum ”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicobakan dengan kekuatan lapang yang diketahui. Bila dihubungkan dengan antara hukum stokes dengan tekstur tanah yakni debu, liat, dan pasir, terdapat perbedaan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial atau kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi cendrung mempunyai kapasitas yang tinggi, menahan air maupun unsur hara yang tersedia.
Tekstur tanah memiliki efek bagi pengolahan tanah, kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya. Penjelasan diatas memberikan gambaran sedikit tentang makalah kami yang berjudul “ Tekstur Tanah” ini.
B.      Rumusan Masalah
1.             Apa itu tanah?
2.             Bagaimana tekstur tanah?
3.             Apa saja macam-macam tekstur tanah?
4.             Apa perbedaan utama dari tekstur tanah?
5.             Apa saja faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah?
6.             Apa hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah?
7.             Apa pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian?
C.      Tujuan Penulisan
1.             Untuk mengetahui definisi tanah.
2.             Untuk mengetahui tekstur tanah.
3.             Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah.
4.             Untuk mengetahui perbedaan utama dari tekstur tanah.
5.             Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah.
6.             Untuk mengetahui hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah.
7.             Untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian.

A.      Definisi Tanah
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi yang terdiri dari benda padat ( bahan anorganik dan organik ) serta air dan udara tanah. Tanah telah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
1.      Berzelius (1803)
Berzelius seorang ahli kimia Swedia mendefiniksikan tanah sebagai laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang. Disini tampak jelas bahwa tanah belum lagi dianggap sebagai alat produksi pertanian melainkan tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang terjadi di alam.
2.      Justus Von Liebig (1840)
Justus Von Liebig dari Jerman menyebut tanah sebagai tabung reaksi dimana seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan gudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis.
3.      Falluo (1871)
Falluo ahli mineralogy Jerman memandang tanah tidak hanya sebagai batu-batuan tetapi juga bagian dari petografi (petros = batuan) pertanian.Tanah adalah produk hancuran iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik.
4.      Davy (1913)
Davy dari Inggris mendefinisikan tanah sebagai “laboratorium yang menyediakan unsur-unsur hara tanaman (nutriens)
5.      Werner (1918)
Werner berpendapat bahwa tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat kering terdiri atas bahan bumi berupa partikel-patikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan.

6.      Joffe (1949)
Joffe seorang pakar tanah Amerika Serikat mendefinisikan tanah yaitu “Tanah adalah bangunan alam tersusun atas horizon-horison yang terdiri atas bahan mineral dan organik, biasanya tak-padu, mempunyai tebal yang berbeda-beda dan yang berbeda pula dengan bahan induk yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat dan susunan fisik, sifat dan susunan kimia, dan sifat-sifat biologi”.
7.      Bremmer (1958)
Bremmer memberikan definisi tanah: “Tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan”.
8.      Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian-bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
9.      Menurut Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas-lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.
10.  Menurut Soil Survey Staff (1999)
 Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alam.
B.      Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0,002 mm dan liat dengan ukuran < 0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Kartosapoetra (1988) Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut, misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur pasir.
 Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.

Kelas Tekstur Tanah
Proporsi (%) fraksi tanah

Pasir
Debu
Liat

1.      Pasir (Sandy)
85
15
10

2.      Pasir Berlempung (Loam Sandy)
70-90
30
15

3.      Lempung Berpasir (Sandy Loam)
40-87,5
50
20

4.      Lempung (Loam)
22,5-52,5
30-50
10-30

5.      Lempung Liat Berpasir  (Sandy-Clay-Loam)
45-80
30
20-37,5

6.      Lempung Liat berdebu (Sandy-silt loam)
20
40-70
27,5-40

7.      Lempung Berliat (Clay Loam)
20-45
15-52,5
27,5-40

8.      Lempung Berdebu (Silty Loam)
47,5
50-87,5
27,5

9.      Debu (Silt)
20
80
12,5

10.    Liat Berpasir (Sandy-Clay)
45-62,5
20
37,5-57,5

11.    Liat Berdebu (Silty-Clay)
20
40-60
40-60

12.    Liat (Clay)
45
40
40

















Tabel 2.1 : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah
Sumber: United State Department of Agricultural (Departemen pertanian    Amerika Serikat)
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1.      Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
2.      Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam Sandy).

3.      Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
4.      Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).
5.      Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
6.      Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
7.      Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk   gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam).
8.      Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9.      Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
10.  Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11.  Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12.  Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).

Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur-unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
C.   Macam-Macam Tekstur Tanah
1.     Pasir
Pasir adalah bahan butiran alami terdiri dari batuan halus yang terpisah dan partikel mineral. Komposisi pasir ini sangat bervariasi, tergantung pada sumber-sumber batuan lokal dan kondispartikel pasir berdiameter berkisar dari 0.0625mm (atau 1/16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2 milimeter.
2.     Debu
Debu adalah nama umum untuk partikel padat dengan diameter antara 0,02 – 0,002mm.
3.     Liat
Bahan alami liat terdiri dari mineral halus. Penyusunnya sebagian besar terdiri dari mineral tanah liat, suatu subtipe mineral phyllosilicate, yang membuat elastis dan mengeras bila dipanaskan atau kering (Anonymous, 2010)
D.        Perbedaan Utama Tekstur Tanah
1.     Sifat Fisika
Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara fisik antara lain stuktur tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas dan penetrometer. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif tiga fraksi-fraksi tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara farksi liat, debu dan pasir. Pengamatan tekstur tanah dengan mengunakan indera perasa yaitu dengan membasahi sedikit kemudian tanah dibentuk bola dengan dikepal-kepal jika tidak dapat berarti termasuk golongan pasir. Tekstur pasir kasar dan massanya berat disbanding yang lain. Tekstur debu licin dan massanya paling ringan. Tekstur liat lebih lengket dan massanya sedang.
a.         Pasir, Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b.      Debu, Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat
c.       Liat,  Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali.
2.      Sifat Kimia
Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah adalah pH tanah, kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn. pH tanah digunakan untuk mengetahui aktvitas organisme, ketersediaan hara, keracunan dan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi tanah tersebut. Penentuan pH tanah dapat dilakukan secara elektronik dan kalorimetrik, baik laboratorium maupun lapangan. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH meter, sedangkan kalorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH. Sedangkan pada praktikum ini pH tanah ditentukan dengan pH stick. PH aktual dianalisis dengan cara mencampurkan tanah dengan air (H2O), sedangkan pH potensial diukur dengan cara mencampurkan tanah dengan KCl (Tan,1991).
a.       Pasir = Mineral yang paling umum kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b.      Debu = Mineral kuarsa (S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat pelapukan.
c.       Liat = Mineral sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil pelapukan mineral primer
3.      Sifat Biologi
Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).
Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas absorbsi unsure-unsur hara yang besar.
a.       Pasir = Ditentutakan oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan
b.      Debu = Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)
c.       Liat = Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.

E.      Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Tekstur
1.      Faktor yang mempengaruhi :
a.     Bahan induk
Mencakup pelapuk batuan dasar primer; bahan sekunder diangkut dari lokasi lain, misalnya colluvium dan aluvium, deposito yang sudah ada tapi campuran atau diubah dengan cara lain
b.    Iklim
Pembentukan tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona iklim yang berbeda menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban mempengaruhi pelapukan dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel lainnya, terutama di daerah kering di mana ada sedikit tanaman penutup. Jenis dan jumlah curah hujan mempengaruhi pembentukan tanah dengan mempengaruhi gerakan ion dan partikel melalui tanah, membantu dalam pengembangan profil tanah yang berbeda. suhu fluktuasi musiman dan harian mempengaruhi efektivitas air dalam bahan pelapukan batuan induk dan mempengaruhi dinamika tanah. Siklus pembekuan dan pencairan merupakan mekanisme efektif untuk memecah batu dan bahan konsolidasi lainnya. Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi aktivitas biologis, tingkat reaksi kimia dan jenis vegetasi penutup.
c.     Topografi / Relief
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
d.    Organisme
Tanaman, hewan, jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan tanah. Hewan dan mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk lubang dan pori-pori yang memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke lapisan lebih dalam. Dengan cara yang sama, membuka saluran akar tanaman dalam tanah


e.     Waktu
Waktu adalah faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika mengembangkan tanah. Seiring waktu, tanah berevolusi fitur tergantung pada faktor-faktor pembentukan lain, dan pembentukan tanah adalah proses waktu-responsif tergantung pada bagaimana interaksi faktor-faktor lain dengan satu sama lain. Tanah selalu berubah (Anonymous B. 2010).
Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya, 1990).
Proses  pelapukan  adalah  berubahnya  bahan  penyusun  didalam  tanah dari  bahan  penyusun  batuan.   Sedangkan  proses  perkembangan  tanah  adalah terbentuknya  lapisan  tanah  yang  menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari  masing-masing  jenis tanah. Contoh  proses pelapukan adalah  hancurnya batuan  secara fisik,  sedangkan  contoh  untuk  peristiwa  perkembangan  tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 )
2.      Faktor yang Dipengaruhi
a.       Struktur                                                 d.      Daya serap air
b.      Konsistensi                                             c.       Perakaran

F.      Hubungan Tekstur dengan Sifat Fisik Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar atau kasar dari pasir (Darmawijaya, 1990)
G.      Kajian Mengenai Pengaruh Tekstur Dalam Usaha Pertanian
Dalam memilih lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk tumbuhan serta kemampuannya menyimpan air dan aerasi. Pengolahannya tergantung dari beberapa hal antara lain, kondisi tanah atau relief dan hidrologi tanah asalnya. Bila relief tanah asal berombak atau berlereng, maka harus dibuat teras bangku. Cara pembuatan teras adalah dengan jalan menggali lereng atas dan menimbun lereng bawah.. Bila dengan hidrologi dilakukan dengan membuat saluran drainase agar lahan menjadi kering atau tidak terus-menerus tergenang. Karena itu sifat tanah akan berubah karena terjadi proses pengeringan tanah mulai dari lapisan atas kebawah.
Pada profil tanah berpasir yang ditanami padi 3 kali setahun dijumpai lapisan tapak bajak. Jika ditanami padi 1 atau 2 kali setahun, lapisan tapak bajak menjadi lapisan padas besi ( Rayes, 2000).
Kesimpulan
Tanah (soil) adalah lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi yang terdiri dari benda padat ( bahan anorganik dan organik ) serta air dan udara tanah. Tanah telah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0,002 mm dan liat dengan ukuran < 0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur yaitu: Pasir (Sandy), Pasir Berlempung (Loam Sandy), Lempung Berpasir (Sandy Loam), Lempung (Loam), Lempung Liat Berpasir  (Sandy-Clay-Loam), Lempung Liat berdebu (Sandy-silt loam), Lempung Berliat (Clay Loam), Lempung Berdebu (Silty Loam), Debu (Silt), Liat Berpasir (Sandy-Clay), Liat Berdebu (Silty-Clay), Liat (Clay)
Macam-Macam Tekstur Tanah
1.     Pasir
2.     Debu
3.     Liat
Perbedaan Utama Tekstur Tanah
1.     Sifat Fisika
Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara fisik antara lain stuktur tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas dan penetrometer.

2.      Sifat Kimia
Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah adalah pH tanah, kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn.
3.      Sifat Biologi
Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Tekstur
Faktor yang mempengaruhi :
a.         Bahan induk
b.         Iklim
c.         Topografi / Relief
d.         Organisme
e.         Waktu
Faktor yang Dipengaruhi
a.       Struktur
b.      Konsistensi
c.       Perakaran
d.      Daya serap air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar